JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Pulau Sumatera berpotensi diguyur hujan lebat selama tiga hari ke depan. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk tetap siaga dan waspada.
Tak hanya Pulau Sumatera, kondisi serupa juga akan terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Jawa. BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta memantau keberadaan pusat tekanan rendah di selatan Nusa Tenggara sejak 3 Januari 2025. Sistem ini bergerak ke arah barat-barat daya dan mulai berkembang menjadi Bibit Siklon 97S pada 7 Januari 2025 di perairan Samudra Hindia, sebelah selatan Jawa Timur.
Berdasarkan analisis pada Kamis (9/1), intensitas sistem ini semakin meningkat dan terdeteksi di Samudra Hindia selatan Lampung dengan arah gerak ke selatan.
Bibit siklon ini diperkirakan akan memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang di beberapa wilayah, serta dampak langsung berupa gelombang tinggi di perairan bagian selatan Indonesia dalam tiga hari mendatang.
“Dari perhitungan kami, bibit siklon ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan dalam tiga hari ke depan, terutama dalam bentuk peningkatan intensitas hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah-wilayah tertentu,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam sebuah keterangan, Kamis (9/1)
Guswanto juga mengatakan bibit siklon tropis ini juga akan berdampak pada wilayah pesisir dan perairan selatan Indonesia. Hal ini tentu dapat mengganggu aktivitas pelayaran dan masyarakat pesisir di wilayah tersebut.
Berikut wilayah berpotensi hujan lebat dalam tiga hari ke depan:
– Bengkulu
– Sumatera Selatan
– Lampung
– Banten
– Jakarta
– Jawa Barat
– Jawa Tengah
Wilayah berpotensi gelombang laut 1,25-2,5 meter:
– Perairan Selatan Jawa hingga NTB
– Selat Sunda bagian barat dan selatan
– Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB
– Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung
Lebih lanjut, Direktur Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan potensi peningkatan curah hujan tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan Bibit Siklon 97S, tetapi juga oleh kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas lebih tinggi.
“Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat,” tutur Andri.
Andri menjelaskan bahwa selain Bibit Siklon Tropis 97S, sirkulasi siklonik yang sudah terbentuk beberapa hari lalu di sekitar Nusa Tenggara juga memengaruhi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia.
Kondisi ini diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang diprakirakan tetap aktif dalam sepekan ke depan, khususnya di wilayah Sumatra, Jawa, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Melihat potensi cuaca ini, Andri mengimbau asyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang dapat berujung bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana, untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja,” tandasnya.(cnni/bj)